(Queennews) Dalam rangka program Ketahanan Pangan (Ketapang) APBDes 2023, Pemerintah Desa (Pemdes) Sukaratu Kecamatan pagelaran Kabupaten Pringsewu menyalurkan bantuan bibit secara gratis kepada warganya, melalui program pemberdayaan masyarakat, peningkatan kapasitas Petani. dipimpin oleh Kepala Pekon Sukaratu Herliyazid, S.Pd disaksikan aparat pekon, bantuan Ketapang diserahkan langsung kepada 650 warga yang berprofesi sebagai petani. Kegiatan berlangsung di Balai Pekon Sukaratu, 24 Desember 2024.
Kepala Pekon Sukaratu, Herli Yazid, S.Pd mengatakan, bantuan Ketapang tahap satu ini bersumber dari Dana Desa (DD) tahun 2024. Dengan rincian setiap Rumah mendapatkan 1 pohon bibit Alpukat.
“Kita mendukung penuh program swasembada pangan milik bapak Presiden Prabowo subianto, dimana 20% dana desa kita alokasikan untuk mendukung kebutuhan petani dibawah naungan Gapoktan dan KWT” kata Herli Yazid, S.Pd
Selain Bibit, Pemdes juga menyerahkan pupuk Organik, hal ini dilakukan sebagai upaya mendukung para petani dalam menjaga dan merawat tanaman hingga musim panen tiba sehingga bisa menghasilkan prodak unggulan desa.
“Setiap petani kami juga memberikan supleme tanaman, masing-masing kepala keluarga mendapatkan 1 botol” ucapnya.
Dijelaskan, penyaluran program bantuan tersebut merupakan bentuk mendukung program ketahan pangan yang digagas Pemerintah pusat hingga ke pemerintah Daerah.
Acara tersebut juga dihadiri Camat Pagelaran, Babinsa Pekon Sukaratu, Babinkamtibnas, BPP, BHP dan beberapa unsur lain.
Juga diisi materi peningkatan kapasitas petani oleh BPP Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu A. Mukhsin, dalam materinya beliau menyampaikan pentingnya petani kembai ke organik agar lahan tetap terjaga dan hasilnya bisa maksimal, selain itu untuk menekan biaya produksi sebab penggunaan produk kimia kian hari mengalami banyak permasalahan seperti lahan rusak, biaya produksi tinggi dan obat-obautan kimia semakin mahal dan sulit didapat akibat prosedur yang ketat.
"Petani mesti berinovasi untuk meningkatkan hasil produksi dan menekan biaya produksi dengan penggunaan pupuk organik" pungkasnya. (lifia)