Kepala Pekon Sukaratu Herli Yazid, S.Pd turut hadir dalam Konferensi Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pagelaran yang dilaksanakan di Gedung NU Pringsewu, Rabu (8/1/2025).
Disampaikan bahwa acara tersebut di buka oleh KH. Sujadi sebagai ustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pringsewu, beliau menyampaikan Jangan sampai di otak kita, menjadi pengurus memiliki target-target atau kepentingan lain. Itu memalukan,” ujarnya pada acara yang dihadiri para pengurus NU di Pagelaran. Ia juga mengingatkan para pengurus untuk selalu bangga menjadi bagian dari Nahdlatul Ulama (NU) dan terus melakukan introspeksi. KH Sujadi mengajak peserta konferensi untuk melakukan muhasabah diri dengan mengajukan pertanyaan reflektif.
“Siapa kita? Di mana kita? Sedang apa? Dengan siapa?," tanya Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung itu. KH Sujadi menekankan bahwa NU bukan hanya organisasi yang fokus pada bidang keagamaan, tetapi juga berperan besar dalam berbagai sektor, termasuk kesehatan dan sosial. Hal ini mencerminkan luasnya pengabdian NU untuk umat. “Kebenaran yang tidak terorganisasi akan dapat dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisasi. Karena itu, kita harus kuat dan solid dalam setiap langkah,” tambahnya.
Ketua PCNU Pringsewu H Taufik Qurohim yang hadir pada kesempatan tersebut, berharap konferensi ini menjadi momentum penting untuk merumuskan program kerja yang lebih efektif dalam melayani umat di Pagelaran. Kegiatan ini diharapkan mampu mempererat sinergi antarpengurus dalam menjalankan amanah organisasi sesuai dengan nilai-nilai Nahdlatul Ulama. "Dalam berkhidmat, pengurus harus koheren, tegasnya. Makna koheren dalam kebijakan berkhidmat di NU jelasnya adalah memastikan setiap kebijakan yang diambil selalu sesuai dengan nilai-nilai dasar Nahdlatul Ulama, yaitu akidah Ahlussunnah wal Jama’ah, visi keumatan, dan kepentingan bangsa.
Kebijakan tersebut harus saling terkait dan mendukung satu sama lain, sehingga menghasilkan harmoni dalam pelaksanaan program serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Koherensi ini mencakup konsistensi antara visi, misi, dan tindakan organisasi, baik dalam bidang dakwah, pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Beliau juga menekankan bahwa setiap kader NU diharapkan mampu memahami dan menerapkan prinsip koherensi ini sebagai bentuk tanggung jawab terhadap amanah organisasi, demi menciptakan kebermanfaatan yang berkelanjutan.
Sumber: https://lampung.nu.or.id