Nuzulul Quran tidak hanya dimaknai sebagai peristiwa turunnya Al Quran kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam. Melainkan juga sebagai peristiwa turunnya petunjuk kepada manusia khususnya umat Islam untuk mengetahui hal yang haq dan batil (QS Al Baqarah: 185).
Namun dalam memahami Al Quran tidak bisa sembarangan melainkan didukung ilmu dan referensi yang mendukung. Seperti hadits, tafsir, dan penjelasan para ulama. Sebab beberapa ayat atau redaksi dalam Alquran bersifat umum, yang dapat memunculkan banyak penafsiran dan pendapat.
Pun dalam memaknai ayat-ayat Al Quran perlu diketahui pula sebab turunnya ayat tersebut (asbabun nuzul). Karena Al Quran tidak diturunkan secara sekaligus dalam berbentuk buku.
Melainkan, tiap ayatnya Allah turunkan secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari kepada Rasulullah berdasarkan situasi dan kondisi tertentu sehingga kita dapat menjadikannya pelajaran dan hikmah dalam hidup.
Dan pada peristiwa nuzulul Quran ini, kita kembali diingatkan untuk kembali menjaga interaksi kita dengan Al Quran. Sebab, kelak tak hanya puasa kita yang akan memberikan syafaat, tapi Al Quran pun akan memberikan syafaat kepada pengamalnya.
“Puasa dan Al Quran itu akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Puasa akan berkata, ’Wahai Tuhanku, saya telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafaat kepadanya’.
Dan Al Quran pula berkata, ’Saya telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafaat kepadanya.’ Beliau bersabda, ‘Maka syafaat keduanya diperkenankan.’” (HR Ahmad, Hakim, Thabrani, periwayatnya shahih sebagaimana dikatakan oleh Al Haytsami dalam Mujma’ul Zawaid)
Semoga Allah mudahkan niat dan amal kita untuk memuliakan Ramadhan dengan bertilawah Al Quran hingga menjemput hari Kemenangan nanti.